Jumat, 01 November 2013

osifikasi ( pembentukan tulang )




Proses Pembentukan Tulang


Tulang adalah jaringan yang paling keras di antara jaringan ikat lainnya pada tubuh. Terdiri atas hanpir 50 persen air. Bagian padat selebihnya terdiri atas berbagai bahan mineral, terutama garam kalsium 67 persen, dan bahan seluler 33 persen. Struktur tulang yang dapat dilihat dengan mata telanjang adalah struktur kasar, dan dengan pertolongan mikroskop dapat diperiksa struktur lainnya.

       Proses pembentukan tulang disebut osifikasi. Osifikasi pertama kali terjadi didiafisis ( batang ), yaitu pusat osifikasi primer, pada akhir masa embrionik. Pada waktu lahir, sebagian besar diafisis telah mengalami osifikasi, sedang epifisis masih berupa kartilago ( tulang rawan ). Osifikasi sekunder baru berlangsung pada tahun-tahun pertama usia bayi. Karena osifikasi dari dua arah, dari epifisis dan diafisis, hanya daerah di tengah-tengah kedua daerah itulah ( lempeng epifisis ) yang masih berupa kartilago. Kartilago ini akan terus berproliferasi yang dibarengi dengan osifikasi. Saat seluruh lempeng epifisis telang mengalami osifikasi, berarti masa pertumbuhan tulang telah berhenti.Pembentukan tulang dimulai dari perkembangan jaringan penyambung seperti tulang rawan yang berkembang menjadi tulang keras. Jaringan yang berkembang akan disisipi dengan pembuluh darah. Pembuluh darah ini akan membawa mineral seperti kalsium dan menyimpannya pada jaringan tersebut. Osifikasi atau yang disebut dengan proses pembentukan tulang telah bermula sejak umur embrio 6-7 minggu dan berlangsung sampai dewasa sekitar umur 30-35 tahun. Osifikasi dimulai dari sel-sel mesenkim memasuki daerah osifikasi, bila daerah tersebut banyak mengandung pembuluh darah akan membentuk osteoblas, bila tidak mengandung pembuluh darah akan membentuk kondroblas. Pembentukan tulang rawan terjadi segera setelah terbentuk tulang rawan             
( kartilago ). Mula-mula pembuluh darah menembus perichondrium di bagian tengah batang tulang rawan, merangsang sel-sel perichondrium berubah menjadi osteoblas. Osteoblas ini akan membentuk suatu lapisan tulang kompakta, perichondrium berubah menjadi periosteum. Poriosteum adalah membrane vascular fibrus yang melapisi tulang. Pembuluh darah sangat banyak dijumpai di dalamnya dan membran itu melekat erat pada tulang. Bersamaan dengan proses ini pada bagian dalam tulang rawan di daerah diafisis yang disebut juga pusat osifikasiprimer, sel-sel tulang rawan membesar kemudian pecah sehingga terjadi kenaikan pH ( menjadi basa ) akibatnya zat kapur didepositkan, dengan demikian terganggulah nutrisi semua sel-sel tulangrawan dan menyebabkan kematian pada sel-sel tulang rawan ini. Kemudian akan terjadi degenerasi ( kemunduran bentuk dan fungsi ) dan pelarutan dari zat-zat interseluler ( termasuk zat kapur ) bersamaan dengan masuknya pembuluh darah ke daerah ini, sehingga terbentuklah rongga untuk sumsum tulang. Pada tahap selanjutnya pembuluh darah akan memasuki daerah epiphise sehingga terjadi pusat osifikasi sekunder, terbentuklah tulang spongiosa. Dengan demikian masih tersisa tulang rawan dikedua ujung epifise yang berperan penting dalam pergerakan sendi dan satu tulang rawan di antara epifise dan diafise yang disebut dengan cakram epifise. Selama pertumbuhan, sel-sel tulang rawan pada cakram epifise terus-menerus membelah kemudian hancur dan tulang rawan diganti dengan tulang di daerah diafise, dengan demikian tebal cakram epifise tetap sedangkan tulang akan tumbuh memanjang. Pada pertumbuhan diameter ( lebar ) tulang, tulang didaerah rongga sumsum dihancurkan oleh osteoklas sehingga rongga sumsum membesar, dan pada saat yang bersamaan osteoblas di periosteum membentuk lapisan-lapisan tulang baru di daerah permukaan.Osifikasi ini biasanya terjadi pada tulang-tulang pipih. Osifikasi ini terjadi pada sel-sel mesenkim dan berlangsung dalam suatu membran yang dibentuk oleh sel-sel mesenkim itusendiri. Sel-sel mesenkim yang telah berkondensasi berdiferensiasi menjadi osteoblast dan mulai mensekresikan matriks dan substansi interselular. Osteoblast yang dikelilingi oleh matriks menjadi osteocyte. Pada diafisis, sel-sel kartilago mengalami tiga hal, yaitu hipertropi, kalsifikasi matriks sertakematian sel-selnya. Selain itu, perichondrium akan mengalami vaskularisasi sehingga sel-sel kartilago akan berubah menjadi osteoblast. Perichondrium pun sekarang disebut periosteum.
 
Pemanjangan tulang berlangsung hanya pada perbatasan antara diafisis dan epifisis     ( lempeng epifisis ). Hal  ini dikarenakan hanya sel-sel kartilago di bagian inilah yang mampu berproliferasi.Mendekati diafisis, sel-sel ini mengalami hipertropi dan matriksnya akan mengalami kalsifikasi. Jenis osifikasi ada dua macam yaitu Osifikasi Intramembranosa ( osifikasi desmal ) dan Osifikasi Intracartilaginosa ( osifikasi endokondral ). Tulang dibentuk selama pembentukan intramembran disebut tulang membran , atau kadang-kadang tulang dermal , dan tulang terbentuk selama pembentukan endochondral disebut tulang rawan.




1.      Osifikasi Intramembranosa ( osifikasi desmalis/osifikasi primer )

yaitu suatu proses penulangan secara langsung. Osteoblast yang tumbuh menjadi osteosit akan mempengaruhi zat-zat disekitarnya (matriks) yang mula-mula cair akan menjadi kental, kemudian membentukosteoid. Osteoid akan mengeras karena proses pengapuran (cakification), sehingga akan mengurung osteosit. Disinilah mulai terbentuk pulau tulang pertama, dan tempat proses inidisebut titik penulangan (punctum ossification). Contoh tulang yang pembentukannya melaluiproses ini pada umumnya terjadi pada tulang pipih misalnya os frontalis, os parietalis.


2.      Osifikasi Intracartilaginosa ( osifikasi endochondralis/osifikasi sekunder )

yaitu suatu prosespenulangan tidak langsung, selalu didahului dengan terbentuknya tulang rawan (cartilago) dan prosesnya lebih kompleks. Jaringan mesencym mula-mula membentuk tulang rawan hyaline yang sekaligus merupakan pola tulang yang akan dibentuk. Pertumbuhan sampai menjadi tulang berlangsung melalui tahap berikut :


v  Pertumbuhan sel-sel tulang rawan: sel-sel mesencym menjadi sel calon tulang rawan(chondroblast) kemudian melanjut menjadi sel tulang rawan (chondrocyte).

v  Perbanyakan dan pembesaran chondrocyte yang berderat-deret menurut poros panjang tulang.

v  Pengapuran matriks tulang rawan

v  Pergantian tulang rawan yang mengapur dengan tulang secara proses penulangan langsung.

v  Proses ini umumnya dimulai dari kedua ujung bakal tulang ( bakal epiphyse ), sedang ditenhabatang tulang yang juga merupakan pusat penulangan prosesnya berlangsung secara primer. dengan demikian tulang yang proses pembentukannya secara tidak langsung sekurang-kurangnya memiliki tiga punctum osifikasi.












Daftar Pustaka

            ( diakses pada 12 oktober 2013 )

Pearce, Evelyn C, Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis, ( Jakarta, Gramedia Pustaka Utama, 2013 )
           

0 komentar:

Posting Komentar